

Native advertising adalah bentuk iklan yang mengikuti format dan konteks dimana iklan itu dipasang. Native ads di media sosial terlihat seperti postingan social media biasa sementara iklan pada halaman hasil pencarian Google terlihat seperti hasil pencarian Google lainnya.
Baca juga: Digital Advertising Untuk Pemula
Salah satu alasan mengapa native advertising semakin popular adalah karena mereka memberikan user experience yang mulus. Mereka tidak muncul di tengah-tengah artikel atau benar-benar mengganggu homepage dimana mereka dipasang, tetapi mereka mengikuti bentuk dan format dimana mereka dipasang. Maka jangan kaget kalau pengeluaran native advertising menguasai 60% biaya yang dikeluarkan untuk display ads di tahun 2018. Dibanding tahun 2017, terjadi 31% peningkatan di tahun 2018 dalam hal budget yang dikeluarkan bisnis untuk memasang native advertising.
Kenapa Anda Perlu Native Advertising?
Selama beberapa tahun terakhir, banyak publisher dan marketer yang mulai memasukkan native advertising dalam strategi pemasarannya. Dari studi yang dilakukan oleh CMO.com, mereka mengatakan bahwa 32% CMO mengatakan bahwa mereka sudah atau berencana untuk membeli native ads selama 6 bulan ke depan.
Sebenarnya apa saja yang membuat native advertising menarik?
- Efektif dalam menangkap perhatian konsumen
Karena native ads tidak terlihat seperti iklan traditional, mereka lebih menarik bagi mereka yang melihat. Banyak orang merasa bahwa native ads terasa lebih otentik.
- Native ads bisa dishare
Karena native ads mengambil bentuk asli tempat mereka ditampilkan, Orang-orang akan lebih mungkin membagikan iklan yang mereka lihat ke teman-temannya. Dengan begini, jangkauan Anda juga menjadi lebih luas.
- Membangun hubungan dengan konsumen
Native ads dapat membantu sebuah brand membangun hubungan yang lebih dalam dengan konsumen. Selain itu, native ads juga dapat membantu sebuah brand menjangkau target audiencenya.
- Native ads memiliki karakteristik mobile-first
Sudah bukan rahasia lagi bahwa sekarang orang-orang mengakses internet secara mobile; baik melalui handphone atau tablet. Karena mereka mengikuti bentuk format tempat iklan mereka, mereka bisa lebih mudah diakses di mobile. Mereka akan secara langsung mengikuti bentuk device yang digunakan untuk browsing.
- Engagement yang lebih tinggi antara brand dan konsumen
Dengan native ads, Anda bisa mendapat engagement yang lebih tinggi antara brand dan konsumen. Iklan native ini bisa dibilang lebih informatif jika dibanding dengan iklan tradisional. Jadi dengan demikian, mereka bisa menarik perhatian konsumen yang maman ingin tabu lebih banyak.
Pemain Native Advertising
Mungkin Anda bingung dengan cara kerja native advertising. Pada dasarnya, native advertising bergantung pada pemain-pemainnya. Berikut ini adalah beberapa “pemain” dalam native advertising.
- Mereka yang memiliki space
Tentunya jika Anda ingin memasang iklan, Anda pasti ingin memasang iklan di tempat-tempat ramai. Nah, biasanya salah satu tempat paling populer untuk memasang iklan native adalah melalui media – baik media-media besar maupun media-media baru.
Dalam media offline, praktik native advertising sudah lama dilakukan sejak dulu. Mungkin Anda pernah mendengar istilah advertorial yaitu sebuah artikel yang dikhususkan untuk mempromosikan sebuah produk tanpa Anda sadari saat membacanya. Media-media besar sudah melakukan ini dari sebelum besarnya dunia online. Tetapi memang sekarang konten sponsor seperti ini juga sudah dilakukan secara online baik melalui artikel yang dipost di website atau social media mereka.
Native advertising sendiri mungkin lebih familiar untuk media-media baru. Biasanya media-media baru ini lebih mau bekerja sama dengan brand-brand baru untuk menjangkau audience yang lebih spesifik. Untuk media-media ini sendiri mereka memiliki goal untuk memonetisasi website mereka dengan branded content atau konten yang disponsori untuk meningkatkan revenue dan engagement di website mereka.
Lalu kepada siapa mereka menjual?
- Mereka yang memasang iklan
Tentunya, media ini menjual space ke Anda yang membutuhkan exposure dan perlu menjangkau audience Anda. Mereka yang memasang iklan sendiri bisa digolongkan menjadi dua.
Yang pertama adalah agensi iklan. Biasanya advertising agency bekerja sebagai pihak ketiga antara publishers dan brand. Mereka membantu brand besar dan kecil melakukan native advertising tanpa brand itu harus melakukannya sendiri. Jadi dengan kata lain, advertising agency membantu brand untuk memasang native ads mereka.
Yang kedua adalah mereka yang memiliki bisnis. Baik itu bisnis besar ataupun kecil, semua membutuhkan exposure. Semua bisnis pasti mau menjangkau audience sebanyak mungkin dan meningkatkan brand awareness yang nantinya diharapkan akan meningkatkan penjualan. Mereka bisa langsung menghubungi media agar dibantu dalam pembuatan native ads.
- Mereka yang memberi akses
Nah, di antara media dan pemasang iklan sendiri, kadang ada pihak ketiga yang membantu. Pihak ketiga ini berperan sebagai penghubung antara media dan advertiser. Siapa saja yang termasuk dalam pihak ketiga?
Platform penemuan konten seperti Taboola, yang memberi pengiklan akses ke ribuan situs web penerbit, yang pada akhirnya menyajikan konten yang relevan untuk audiens target.
Platform social media seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn, yang menyediakan space untuk native advertising in-feed kepada agency dan brand.
Mesin pencari seperti Google, Bing, dan Yahoo! yang membuat konten untuk pengguna berdasarkan permintaan pencarian mereka. Mereka membantu penerbit dan pengiklan menjalankan iklan dan menjangkau konsumen di bagian bawah funnel.
Jenis-Jenis Native Advertising
Kalau Anda membicarakan native advertising, setiap orang mungkin memiliki definisi yang berbeda-beda. Untuk memudahkan, berikut ini adalah enam kategori native advertising yang paling banyak digunakan.
- In-feed units
In-feed units adalah konten yang tersponsor tetapi biasa ditulis dengan gaya editorial.
- Recommendation widgets
Recommendation widgets adalah iklan-iklan yang biasa dimulai dengan kata-kata “you may also like”. Jadi native advertising yang satu ini bersifat rekomendasi dan di-link kembali ke website sponsor.
- Promoted listings and paid search ads
Ini adalah native advertising yang membuat iklan Anda muncul di bagian atas halaman sebuah website. Misalnya di Google, dengan memasang iklan di Google, website Anda bisa muncul di ranking pertama halaman hasıl pencarian.
- In-ad with native elements
Iklan yang satu ini biasa muncul dalam bentuk banner tetapi berisi informasi yang terkait dengan artikel atau bagian website dimana mereka muncul.
- Custom ads
Biasanya yang termasuk dalam kategori custom ads adalah iklan-iklan yang tidak sesuai dengan kategori kontekstual tertentu. Misalnya saat Anda memutar playlist Spotify Anda, Anda melihat iklan rumah sakit.
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memulai Native Advertising
Apa pun formatnya, yang membuat native ads berfungsi — baik bagi pengiklan maupun konsumen — adalah kemampuan bawaannya untuk menjadikan user experience tidak terganggu dengan pop-ups. Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk membantu Anda memulai native advertising Anda.
Cari dulu siapa target audience Anda. Ini adalah dasar dari semua strategi marketing yang baik. Ketahui website apa yang banyak dikunjungi target audience Anda dan sesuaikan konten Anda dengan website yang mereka kunjungi. Anda biasa bisa mengatur target audience Anda berdasarkan lokasi, jenis device yang digunakan, umur, gender, dan hobi mereka. Anda bisa memulai dengan buyer persona agar target audience Anda semakin tepat.
Buat konten yang relevan dengan audience Anda. Tentu untuk menarik perhatian audience Anda, Anda perlu membuat konten yang relevan untuk audience Anda. Inilah mengapa mengidentifikasi target audience penting. Dengan mengetahui siapa yang ingin Anda jangkau, Anda bisa memastikan konten Anda cocok untuk mereka. Dalam membuat konten yang relevan, Anda perlu tahu apa yang sedang mereka butuhkan agar mereka merasa brand Anda mengerti mereka.
Alokasikan budget Anda. Untuk memulai native advertising, Anda perlu memastikan budget Anda cukup. Anda mungkin bisa mengumpulkan traffic dan leads dengan biaya rendah sebagai langkah awal agar Anda bisa mempelajari audience Anda dan terus mengoptimasi iklan Anda agar bisa menjangkau lebih banyak audience.
Optimasi iklan Anda. Gunakan waktu-waktu awal memasang iklan sebagai waktu untuk mengetes berbagai format iklan. Gunakan berbagai konsep kreatif, visual, headline — dan terus cari (dan sesuaikan) mana iklan yang paling berhasil.
Dengan click-through rates iklan banner di website terus turun dan penggunaan ad blockers yang meningkat, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Anda untuk berpindah ke Native Advertising. Yang penting, Anda harus membangun strategi beriklan, perhatikan iklan seperti apa yang berhasil, dan terus amati hasil performance iklan Anda.